Industri kemasan makanan berbahan biodegradable aktif telah meningkatkan perhatian karena permintaan konsumen akan ketahanan penyimpanan produk makanan serta permasalahan lingkungan. Saat ini banyak peneliti mengembangkan kemasan makanan berbahan dasar gelatin. Gelatin biasa didapat dari hewan darat seperti sapi, tetapi gelatin dari hewan darat mudah terkontaminasi patogen. Sebagai alternatif lain, gelatin bisa didapatkan dari ikan dimana ketersediaannya melimpah diberbagai wilayah. Salah satu jenis ikan yang mudah didapat yaitu ikan pangasius dimana banyak kolagen yang terkandung pada kulitnya. Gelatin dimodifikasi dengan material nano seperti ZnO sebagai agen antibakteri. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan produk kemasan makanan tersebut.
 
                            Salah satu hasil riset Universitas Negeri Malang (UM) tahun 2024 yang bekerja sama dengan UNISSA Brunei Darussalam di bawah bimbingan Prof. Dr. Nandang Mufti, S.Si., M.T  telah menghasilkan produk food packaging yang merupakan inovasi dibidang industri pangan. Melalui penelitian ini, berhasil mengembangkan gelatin dari kulit ikan yang efektif untuk alternatif dalam kemasan makanan. Dalam inovasi terbaru ini, gelatin dari kulit ikan dimodifikasi dengan ZnO nanopartikel untuk meningkatkan antibakteri dan antioksidan food packaging.
 
                            Film tipis ZnO nanopartikel yang dimodifikasi kemudian difabrikasi dengan larutan gelatin dengan konsentrasi tertentu, lalu diuji karakteristiknya dengan FTIR. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa material ini sudah memenuhi standar kemasan dengan baik. Sehingga kemasan makanan dari gelatin berbasis kulit ikan termodifikasi ZnO nanpartikel menjadi penelitian yang luar biasa untuk industry pangan.
 
                            (Wiwin)